Saat kilat sabung-menyabung,
Guruh berdentum bergiliran,
Langit yang cerah bikin kelam,
Awan yang indah bertukar suram,
Lalu mencurah-curah air membasahi bumi.
Panahan petir tajam menusuk,
Lukanya kekal padu hingga kini,
Kesannya belum terubat berbulan lamanya,
Entah mengapa gumpalan itu tergores,
Sehinggalah berlalunya tahun demi tahun,
Gerimis itu masih terus merenjis daunan hijau.
Meskipun acapkali hadir di depan kedua pancaindera,
Saat bertentang ibarat punya pemisah di tengah-tengah,
Berlalu berlawanan arah kiri dan kanan,
Seolah tiada ikatan menyimpulkan kita,
Biarpun akar teguh mencengkam tanah.
Namun kata orang,
Air dicincang tidak akan putus,
Walau air hujan jatuh tanpa henti,
Suatu masa matahari kan muncul jua,
Dengan harapan bisa beri sinaran baru,
Buat bunga yang kian layu,
Dan aku, kan tegar menanti saat itu.
Selamat ulangtahun kelahiran, buatmu..
~ Aslih Nafsak Wad'u Ghairak ~